Suka cita dipinang Rasul menjadi penyebab kematiannya. Kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW memang istimewa. Para pendamping hidup Rasulullah adalah perempuan pilihan. Akhlak mereka unggul.
Dan keterpilihan Ummul Mukminin, demikian sering disebut adalah sebuah risalah suci. Hal ini pula yang menempatkan istri Rasulullah berada di posisi yang mulia.
“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.” (QS. Al-Ahzaab [33]: 32).
Al-Hafidz al-Iraqi menyebut jumlah istri Nabi yakni 12 orang. Pendapat lain mengatakan 11. Selisih jumlah ini disebabkan oleh status Mariyah al-Qibthiyah.
Apakah, perempuan yang berasal dari Mesir itu diposisikan sebagai istri ataukah budak yang diperistri (malak yamin). Mayoritas sepakat keseluruhan berjumlah 11 orang.
Dengan perincian, enam berasal dari suku Quraisy, yaitu Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Ummu Salamah, dan Ummu Habibah.
Sedangkan istri yang berasal dari luar suku Quraisy ada empat, yaitu Zainab binti Jahsy, Juwairiyyah binti al-Harits, Zainab binti Khuzaimah, dan Maimunah binti al-Harits. Sedangkan istri non-Arab ialah Shafiyyah binti Huyay.
Praktik pernikahan yang dijalani oleh Rasulullah adalah kekhususan yang terbatas. Hanya Nabi SAW yang boleh melakukannya.
Ini seperti ditegaskan dalam ayat, “Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri- istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki, yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu.”
“Dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan Mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang Mukmin.” (QS. Al-Ahzab [33]: 50).
Rasulullah pernah meminang sejumlah wanita. Tetapi, pinangan itu tidak berujung pada pernikahan.
Di antara nama perempuan yang batal dinikahi Rasulullah itu ialah Sana as-Sulamiyyah.
Sana as-Sulamiyyah ialah perempuan yang berasal dari Bani Sulamiyyah. Ia terkenal rupawan. Ia juga tersohor dengan kecerdasan yang ia miliki. Kelebihannya itu menjadikan Sana sebagai sosok yang diidolakan oleh para pemuda kala itu.
Ia terlahir dari pembesar suku. Bani Sulaim merupakan salah satu kabilah terkemuka yang telah menetap lama di Makkah dan sekitarnya. Lingkungan keluarga bangsawan dan pemimpin mencetak pribadinya yang santun. Hal ini pula yang mendorong keluarganya untuk menikahkan Sana dengan Rasul.
Abdullah bin Abid bin Umair al-Laitsi menuturkan bagaimana proses peminangan itu berlangsung. Asma' bin as-Shalt mendatangi Rasulullah dan mengutarakan minatnya agar Rasul berkenan menjadi menantunya. Putrinya cantik dan pintar.
Sang ayah hanya akan merasa tenang bila Muhammad SAW yang menikahi anak perempuannya itu. Ia pun memuji setiap kelebihan yang dimiliki Sana. “Bagiku kondisi fisiknya sempurna tidak ada sakit apa pun,” katanya.
Namun, justru sikap sang ayah yang berlebihan kurang berkenan di hati Rasulullah. Ia pun mendapat peringatan dari Nabi. Rasul meminta agar sang ayah tidak mengungkit kesalahan dan kekurangan atau kelebihan yang dibesar-besarkan. Akhirnya, Rasulullah menerima tawaran pembesar suku Sulaim tersebut.
Namun sayang, kata ar-Rasyathi, sebelum pernikahan antara Rasulullah dan Sana berlangsung, ajal menjemput Sana. Menurut ar-Rasyathi, penyebab kematian ialah rasa bangga dan suka cita yang teramat besar setelah menerima pinangan dari Rasulullah.
Besarnya kecintaan dan rasa hormat terhadap Rasul ia bayar dengan harga mahal. Ini adalah bentuk cinta yang sesungguhnya. Al-Maru ma'a man ahab. Cinta terhadap Rasulullah akan mengantarkan siapa pun kelak hidup bersamanya di surga. [yy/republika]
This article originally appeared in : Sana as-Sulamiyyah, Kisah Si Perempuan Pilihan
No comments:
Post a Comment