Catatan sejarah menunjukkan, rokok sudah ditemukan sejak abad ke-16. Kebiasaan merokok lalu menyebar ke seluruh dunia. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa rokok pada era modern ini lebih berbahaya dibanding rokok pada masa 50 tahun lalu.
Kampanye terbaru Tobacco-Free Kidsmenyebarkan infografis yang menunjukkan perubahan komposisi dan desain rokok dalam lima dekade terakhir.
Setidaknya ada 9 alasan mengapa rokok kini lebih menyebabkan kecanduan, lebih berbahaya, dan lebih menarik bagi anak dan remaja.
- Bronkodilator
Perusahaan rokok kini menambahkan bronkodilator, zat yang sebenarnya bekerja memperlebar luas permukaan bronkus pada paru. Akibatnya zat kimia dalam rokok lebih mudah masuk ke paru.
- Tambahan nikotin
Perusahaan rokok mengontrol jumlah nikotin yang terkandung dalam rokok sehingga efek kecanduannya meningkat.
- Perasa
Penambahan zat perasa seperti liquorice dan cokelat akan membuat rokok lebih menarik untuk dicoba, terutama bagi anak dan remaja.
- Nitrosamine
Beberapa jenis rokok dibuat dari tem ba kau yang dicampur sehingga mengandung nitrosamine lebih tinggi. Zat ini ternyata juga bisa memicu kanker.
- Amonia
Penambahan amonia akan meningkatkan kecepatan nikotin mencapai otak.
- Mentol
Rasa mentol akan membuat tenggorokan lebih dingin, sekaligus mengurangi iritasi sehingga merokok pun lebih terasa enak.
- Filter
Lubang ventilasi pada filter rokok membuat perokok bisa menghirup lebih dalam. Akan tetapi, efeknya, zat-zat karsinogen lebih dalam masuk ke paru.
- Gula dan asetildehide
Tambahan gula membuat te mbak au lebih mudah diisap. Selain itu, zat asetildehide akan meningkatkan efek adiksi nikotin.
- Asam levulinic
Penambahan asam organik ini akan mengurangi efek keras nikotin sehingga merokok pun tak terlalu membuat iritasi.
Kandungan zat-zat ini membuat rokok kini lebih berisiko kanker dan penyakit paru obstruktif kronik dibandingkan pada era tahun 1964.
"Sudah jelas produsen rokok sengaja membuat agar rokok lebih menarik dan meningkatkan efek kecanduan," tulis laporan tersebut.
This article originally appeared in : www.dailymail.co.uk
No comments:
Post a Comment