Salman bin Abdulaziz Al Saud
Raja Saudi Yang Baru Salman Abdulaziz Al Saud berjanji lanjutkan kebijakan mendiang Raja Abdullah, kondisi kesehatan Salman yang tidak prima menjadi kekhawatiran bagi kerajaan
Pasca mangkatnya Raja Abdullah pada 23 Januari 2015, kekuasaan Saudi dipegang oleh Salman bin Abdulaziz Al Saud. Salman, adalah Raja Arab Saudi ketujuh sekaligus menjabat sebagai ‘Penjaga Dua Kota Suci’.
Salman bin Abdul Aziz menikah sebanyak tiga kali. Istri pertama, Sulthanah binti Turki al-Sudairi meninggal 2011di usia 71 tahun. Dari pernikahan ini, Salman dikaruniai 5 orang putra dan satu orang putri: Pangeran Fahd, Pangeran Ahmed, Pangeran Sultan, Pangeran Abdul Aziz, Pangeran Faisal, dan Putri Hussa.
Anaknya dari pernikahan keduanya dengan Sarah binti Faisal al-Subai’ai adalah Pangeran Saud. Anak-anaknya dari pernikahan ketiganya dengan Fahdah binti Falah bin Sultan al-Hithalayn adalah Pangeran Muhammad, Pangeran Turki, Pangeran Khalid, Pangeran Nayif, Pangeran Bandar, dan Pangeran Rakan.
Pangeran Fahd dan Ahmad telah meninggal karena serangan jantung. Sedang anak keduanya, Sultan bin Salman menjadi orang Arab dan anggota kerajaan pertama yang terbang ke luar angkasa, Discovery pada bulan Juni 1985.
Sultan bin Salman merupakan Ketua Saudi Commission for Tourism and Antiques (SCTA). Abdul Aziz bin Salman menjadi wakil menteri perminyakan sejak tahun 1995. Faisal bin Salman adalah gubernur provinsi Madinah. Muhammad, adalah penasehat pribadinya di kementerian pertahanan dan di Crown Prince Court. Turki bin Salman menjadi ketua Penelitian dan Marketing Group Arab Saudi sejak Februari 2013, menggantikan kakaknya Faisal bin Salman.
Pendidikan dan Karir Politik
Sebagaimana anak-anak Raja Abdul Aziz alu Saud yang lain, Salman bin Abdul Aziz yang pernah menjalani operasi tulang belakang di Amerika dan terserang stroke ini semenjak kecil mendapat pendidikan di ‘sekolah khusus para pangeran’.
Di sana ia mempelajari ilmu agama dan sains modern. Sekolah ini dibangun oleh Raja Abdul Aziz untuk memfasilitasi pendidikan anak-anaknya sebagai kader penerus kepemimpinan kerajaan. Tradisi sekolah seperti ini telah dipraktikkan oleh para khalifah Umayyah, Abasiyah, hingga kekhalifahan Utsmani.
Salman pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Umara ketiga direkturnya kala itu dipegang Syeikh Usamah Khayyath, Imam dan Khatib Masjidil Haram Makkah Al Mukarramah. Bahkan dikabarkan berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an pada usia 10 tahun. Sebagai wujud syukur kala itu, ia pernah mengadakan jamuan besar pada hari Ahad, 12/08/1364 Hijriyah.
Salman bin Abdul Aziz diangkat menjadi gubernur Provinsi Riyadh pada tanggal 4 Februari 1963. Masa jabatannya berlangsung selama empat puluh delapan tahun (48 tahun) sejak tahun 1963 -2011.
Sebagai gubernur, ia memberikan kontribusi untuk pengembangan Riyadh dari kota menengah ke kota besar metropolitan. Ia meningkatkan pariwisata, proyek-proyek penting, dan investasi asing di dalam negaranya. Dalam waktu 48 tahun, Pangeran Salman berhasil mengubah kota padang pasir, Riyadh, yang terisolasi menjadi kota yang dipadati gedung-gedung pencakar langit, universitas, dan jaringan makanan cepat saji.
Selama menjadi gubernur, ia dianggap berhasil mengamankan investasi asing bagi ibu kota Arab Saudi itu. Ia juga membuka hubungan geopolitik dan ekonomi dengan Barat. Ia mendirikan Universitas King Saud di Riyadh, yang kini dianggap menjadi salah satu yang terbaik di Arab Saudi.
Pada 5 November 2011, Salman diangkat menjadi menteri pertahanan menggantikan saudara kandungnya yang menjadi putra mahkota, Pangeran Sultan bin Abdul Aziz. Pada hari yang sama, Pangeran Salman juga terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC).
Pengangkatannya sebagai menteri pertahanan karena dianggap banyak mengedepankan perdamaian dan diplomasi. Selain itu, ia aktif berurusan dengan masalah internal keluarga kerajaan dan menengahi perselisihan di antara mereka. Kepandaiannya dalam diplomasi juga membuat ia disegani di kalangan suku-suku Arab Saudi. Koran Asharq al-Awsat dikutip Associated Press, mengatakan, Salman memiliki hubungan yang sangat luas dengan suku-suku di Arab Saudi dan pengaruhnya semakin memperluas jaringan bisnis keluarga kerajaan.
Setelah jalan diplomasi dianggap buntu, Pangeran Salman juga tidak segan menggunakan kekuatan militer. Contohnya ketika Arab Saudi ikut terlibat secara militer dalam melakukan serangan udara terhadap ISIS pada tahun 2014 kemarin.
Putra Mahkota
Pada 18 Juni 2012, Pangeran Salman diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi tak lama setelah wafatnya saudaranya, Putra Mahkota Nayif bin Abdul Aziz. Dan sekaligus didaulat sebagai wakil perdana menteri. Pencalonannya sebagai putra mahkota dan wakil perdana menteri dianggap sebagai sinyal bahwa reformasi Raja Abdullah akan terus berkembang. Orang-orang pun menilai bahwa Pangeran Salman mengambil pendekatan yang lebih diplomatik terhadap tokoh oposisi, berbeda dengan bangsawan Arab Saudi lainnya. Mereka juga berpendapat bahwa Pangeran Salman sama seperti Raja Abdullah, sebagian besar fokus pembangunan pada peningkatan ekonomi bukan pada perubahan politik.
Pada tanggal 27 Agustus 2012, dewan kerajaan mengumumkan Pangeran Salman bertanggung jawab atas urusan negara karena Raja Abdullah mulai sakit-sakitan. Untuk mendekatkan hubungannya dengan rakyat, Pangeran Salman meluncurkan akun twitter @KingSalman pada tanggal 23 Februari 2013.
Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz wafat pada dini hari tanggal 23 Januari 2015, dewan kerajaan menunjuk Pangeran Salman sebagai raja baru Arab Saudi menggantikan saudara tirinya tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Salman –yang mengendalikan salah satu media terbesar di dunia Arab—ini mengatakan akan melanjutkan semua kebijakan para pendahulunya yang tepat.
“Kami akan melanjutkan berbagai kebijakan yang dianut Arab Saudi sejak negara ini didirikan,” kata Raja Salman dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah.
Pidato ini disampaikan beberapa jam setelah anggota keluarga kerajaan berusia 78 tahun ini diangkat menjadi raja Saudi yang baru. Di sisi lain, kesehatan Salman yang tidak prima masih menjadi kekhawatiran bagi kerajaan.*
This article originally appeared in : Mengenal Raja Saudi Yang Baru Salman Abdulaziz Al Saud | hidayatullah.com | Ahad, 25 Januari 2015 - 09:52 WIB
No comments:
Post a Comment