Asal-usul Kuntilanak dapat ditelusuri dari kisah legenda yang berkembang di tegah-tengah masyarakat pulau Kalimantan.
Menurut legenda ini katanya ; Dahulu di salah satu daerah di Kalimantan Barat tepatnya di daerah pantai utara, ada kejadian yang sangat memalukan, yang dilakukan oleh salah seorang putri dari kerabat keluarga pembesar.
Sang putri hamil diluar nikah, tindakan yang dilakukannya itu merupakan aib besar bagi keluarga para pembesar yang menjunjung tinggi etika kehormatan.
Singkat kisah, karena khawatir mencemarkan nama baik keluarga, sang putri dibuang ke sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah sungai Kapuas
Di Pulau itu sang putri hidup sebatang kara. Bulan demi bulan terlewati, tubuh cantiknya semakin tertutupi oleh rambut panjangnya yang kini tak teratur sementara perutnya semakin lama semakin membesar tetapi juga ia semakin kurus.
Kadang jika teringat kesalahannya si puteri sering menangis, kadang tertawa dan berteriak-teriak.
Akhirnya, pada suatu saat karena tidak mampu menanggung derita si puteri itu meninggal dunia karena sakit dan merana.
Tak ada tempat kuburnya, meninggal begitu saja tanpa ada yang tahu. Si puteri meninggal dalam keadaan tidak wajar, kondisinya pun sedang hamil besar dan siap melahirkan, tetapi karena tidak tenang saat meninggal, pada malam hari setelah siang ia meninggal, si puteri tiba-tiba bangkit dari kematiannya.
Dia bangkit dari kematian yang tak wajar, pertama yang ditujunya adalah sebuah pohon besar dekat pondok rumahnya.
Pohon itu paling tua di pulau tersebut dan ditengah batang pohon terdapat lubang yang cukup besar. Di lubang pohon besar itulah si Putri melahirkan bayinya.
Kadangkala hantu si puteri ini sering terlihat oleh nelayan yang kebetulan singgah di pinggir pulau, para nelayan melihatnya sedang menggendong bayi, sehingga orang-orang kemudian menyebutnya “Kunti Anak” atau perempuan yang menggendong anak atau dalam bahasa Melayu “Puan Anak” hingga menjadi kalimat “Kuntilanak” atau “Puntianak”.
Begitulah asal-usul mengapa kemudian hantu tersebut dinamakan Kuntilanak atau Puntianak.
This article originally appeared in : Asal Usul Kuntilabak on Facebook
No comments:
Post a Comment