Satu setengah tahun berlalu, Risma Tobing masih merasa tersayat kalau mengingat bagaimana Rasiman Sinulingga meninggal. Suaminya itu mengembuskan napas terakhir di pelukannya sehabis buang air besar berupa gumpalan darah.
Rasiman meninggal pada usia 54 tahun tatkala kaum muslim tengah merayakan Idul Fitri, dua tahun lalu. “Bukan kematiannya yang disesalkan, melainkan prosesnya yang menyakitkan,” kata Risma terbata-bata, awal Januari 2013 lalu. Dia merasa suaminya korban malpraktek Klinik Traditional Chinese Medicine (TCM) Harapan Baru di Jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 4, Medan.
Ulasan lengkap janji palsu klinik-klinik TCM ini diangkat dalam laporan investigasi majalah Tempo edisi terbaru, 4 Februari 2013. Menjanjikan pengobatan herbal, TCM justru secara ilegal menginfus pasien dengan obat-obatan kimia, bahkan menggunakan zat kemoterapi beracun.
Risma, warga kompleks Taman Hako Indah, Medan, itu berkisah, suaminya mulai mengeluh sakit pada akhir Juni 2011. Selain merasa dadanya sesak, pegawai PT Telkom Medan itu sering muntah-muntah.
Demi mengejar pengobatan terbaik, Risma membawa suaminya ke Penang, Malaysia. Di sana, mereka mendapat kabar buruk: Rasiman terkena kanker ginjal dan paru. “Berdasarkan pengalaman keluarga, yang terkena penyakit tersebut tidak tertolong lagi,” ujar Risma. Maka dia pun membawa suaminya pulang.
Kembali dari Penang, Risma disarankan seorang teman agar berobat herbal saja. Kebetulan waktu itu ada iklan TCM Harapan Baru di TVRI Medan. Tertarik, Risma pun bergegas. Datang sendiri ke Klinik Harapan Baru di Jalan Wahid Hasyim, dia bertemu dengan sinse yang ditemani penerjemah. Namanya Du Bin, asli Cina. Risma menjelaskan sakit suaminya, lalu Du Bin menyarankan agar segera dibawa ke sana.
“Saya langsung pulang, buru-buru, karena waktu sangat berharga. Hari pertama dibawa ke sana, pulangnya langsung segar setelah dikasih infus sekitar empat jam,” ucap Risma. Beberapa hari diinfus, Rasiman tampak kembali sehat dan lincah.
Mereka gembira. Harapan membuncah. Setelah periode pengobatan 10 hari pertama selesai, dengan yakin Rasiman melanjutkan terapi 10 hari kedua. Di luar harapan, semua rasa sakit malah kembali. Mereka memprotes, Du Bin menenangkan. Katanya itu reaksi kanker yang biasa. Nyatanya, sakit Rasiman terus memburuk: nyeri, sesak, dan mulai bernapas dari mulut, hingga dia meninggal. Sewaktu meninggal, Rasiman tengah menjalani pengobatan di rumah, menelan ramuan herbal seharga Rp 6 juta.
Risma merasa tertipu, tapi dia tidak sendirian. Banyak pasien dan keluarga bekas pasien yang juga terjerumus janji muluk klinik tradisional Cina ini.
This article originally appeared in : Awas Janji Palsu Klinik Obat Cina
No comments:
Post a Comment